BERLIN, muslimdaily.net- Para peneliti di
Universitas Tübingen, Jerman menemukan sebuah manuskrip Al-Qur’an yang
ditulis antara 20 dan 40 tahun setelah kematian Nabi Muhammad SAW.
Ditulis dalam huruf Kufi, manuskrip tersebut dijuluki MA VI 165,
disumbangkan ke universitas pada tahun 1864, menggunakan karbon-14 pada
tiga sampel naskahnya. Para peneliti menyimpulkan bahwa kemungkinan
manuskrip itu lebih dari 95 persen dibuat pada periode 649-675 Masehi.
Proyek yang dinamakan “Coranica” itu menyelidiki Al-Qur’an dalam
konteks latar historis dengan menggunakan dokumen-dokumen seperti naskah
dan informasi yang diperoleh dari penggalian arkeologi, sebagaimana
yang dilaporkan oleh Press TV .
Universitas Tübingen adalah salah satu universitas tertua di Eropa.
Universitas itu berdiri pada 1477. Beberapa tokoh terkenal lembaga itu
antara lain: Hegel, Holderlin dan Schelling, Mörike, Uhland, Johannes
Kepler dan Wilhelm Schickard.
Saat ini, Universitas Tübingen memiliki 28.500 mahasiswa, 450
profesor dan lebih dari 4000 staf akademik lainnya mengajar di
Universitas tujuh fakultas.
Universitas ini memiliki kemitraan dengan lebih dari 150 institusi
pendidikan di 45 negara, terutama di Amerika Utara, Asia dan Amerika
Latin, serta dengan semua negara-negara di Eropa. 12,6 persen siswa di
Tübingen berasal dari luar negeri.
Bukan hal yang aneh, karena ratusan ribu manuskrip telah “diboyong”
ke Barat dari Perpustakaan Baitul Hikmah Baghdad dan perpustakaan Islam
lainnya, tatkala mereka menjajah negeri-negeri muslim. Koran Sarq Al
Ausath (14/3/2004) menyebutkan bahwa ada 15.000 manuskrip Arab yang
berada di Perpustakaan Musium Inggris. Prof. Dr. Muhammad Isa As
Shalihiyah dalam bukunya Taghrib Turats Al Arabi baina Ad Diblumasiyah
wa At Tijarah (Pembaratan Karya Klasik Arab, antara Diplomasi dan
Perdagangan) menyatakan, “Lebih dari 30 dari 72 ruangan yang berada di
Musium Inggris dan Eropa berisi peninggalan Mesir yang dicuri, begitu
juga di Perancis, walau tidak sebanyak itu”. Beliau juga mangatakan
bahwa Musium Inggris ada setelah didirikan armada Inggris dan sejumlah
pasukan perang negara itu membawa turats dan benda-benda bersejarah,
bahkan mereka tidak segan-segan memerangi rakyat, untuk memperolehnya.
Khusus, tentang kasus pencurian manuskrip di Iraq, Dr. Ushamah
Naqsabandi menulis di Majalah Turatsiyat (edisi Juli, 2006) tentang
“serial” penyelundupan manuskrip ke luar negeri seribu satu malam itu,
yang sudah berjalan sejak abad 17. Kasus kejadian yang paling heboh,
adalah hilangnya 1200 manuskrip dari Iraq dan berpindah ke Perpustakaan
Musium Inggris dan Eropa, yang dilakukan oleh Wilson Bettj, seorang
pelancong Inggris. Pada tahun 80-an pihak Iraq telah berusaha meminta
kembali manuskrip-manuskrip itu, walau akhirnya gagal
Ingin mengetahui manuskrip lengkap dan ikut menelitinya? silahkan klik link berikut?=> al-Qur’an dari Universitas Tübingen, Jerman
#Qur'anTertua
0 comments:
Post a Comment