Friday, November 28, 2014

Muslim Adalah Penemu Benua Amerika

Ketika Anda ditanya tentang siapa penemu Benua Amerika, boleh jadi nama yang kemudian terpikir adalah Cristoforo Colombo alias Christopher Columbus. Lantas, ketika ditanya dari manakah nama Amerika diambil, jawaban yang kemungkinan disebut adalah Amerigo Vespucci.

Hal itu sangat bisa dimaklumi mengingat sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) klaim Columbus sebagai penjejak pertama tanah Amerika pada 1492 telah diajarkan.
Disebutkan, pedagang sekaligus penjelajah asal Genoa, Italia itu menyeberangi Samudra Atlantik dan sampai di Benua Amerika pada 12 Oktober 1402. Namun, berdasarkan fakta sejarah, benarkah klaim tersebut? 

Adalah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, salah satu tokoh yang tidak percaya bahwa Benua Amerika ditemukan oleh Columbus. Berpidato pada KTT para pemimpin Muslim dari Amerika Latin, di Istanbul, Turki, Sabtu (15/11).

Erdogan secara tegas menyatakan Amerika ditemukan para pelaut Muslim di abad ke-12, hampir tiga abad sebelum Columbus menginjakkan kaki di sana. Menurut Erdogan, kontak-kontak antara Amerika Latin dan Islam telah dilakukan sejak abad ke-12.

Sebelumnya, seorang ahli kapal selam dan sejarawan kondang Gavin Menzies pun membantah klaim Columbus adalah penjelajah pertama Amerika.
Menurut dia, penemu Benua Amerika adalah Laksamana Muslim asal Cina bernama Cheng Ho. Dalam catatannya, Cheng Ho menginjakkan kaki di sana 70 tahun sebelum pelayaran Columbus.

Kepada publik ia menunjukkan bukti berupa peta-peta pelayaran kuno dan artefak yang secara jelas menyatakan Cheng Ho pernah singgah di Amerika setelah melakukan pelayaran pada periode 1421-1423.

Diceritakannya, pada 1405 ketika Cheng Ho ditugaskan menjelajahi dunia bersama beberapa armada laut Cina yang memakan waktu dua tahun, sang Laksamana berhasil melewati Champa, Jawa, Palembang, Malaka, Aru, Sumatra, Sri Lanka, dan Kalkuta. Inilah pelayaran yang dianggap sebagai momen penting pelayaran Cina di Nusantara.

Khusus mengenai pelayaran menuju Benua Amerika, beberapa sumber arkeologi menyebutkan, Cheng Ho pernah berlayar bersama awak kapalnya pada 1421 hingga 1423.
Sebelum sampai di Benua Amerika, tepatnya di Amerika bagian selatan setelah menyeberang dari Afrika, Cheng Ho melewati jalur yang terkenal sangat sulit dan berbahaya. Beberapa sumber memaparkan, sering kali kapal-kapal Eropa yang melewati jalur tersebut terdampar akibat terhalang ombak.

Laporan mengenai penemu Benua Amerika juga disampaikan sejumlah sarjana Muslim beberapa waktu lalu. Mereka menyatakan, Muslim tiba lebih dulu di Amerika dibanding Columbus.
Mereka yakin akan hal itu meski tidak ditemukan reruntuhan bangunan atau peninggalan Islam pra-Columbus di Benua Amerika.

Dalam satu artikel yang diterbitkan pada 1996, sejarawan Youssef Mroueh menyebutkan saat berlayar ke Amerika, Columbus melihat sebuah masjid di Kuba. Artikel itu mau tidak mau memunculkan kembali pertanyaan besar mengenai siapa sebenarnya penemu Benua Amerika.

Faktanya, klaim Columbus sebagai penemu Benua Amerika menuai banyak keraguan. Nama yang kemudian muncul, dan diperkuat fakta sejarah, adalah pelaut Muslim. Merekalah yang pertama kali menjejakkan kaki di tanah Amerika, jauh sebelum Columbus.

Jika diamati secara detail sejarah pelayaran Columbus, tampak sekali memang bukan penjelajah asal Genoa itu yang pertama kali menyeberangi Atlantik lalu mendarat di Amerika. Dalam catatannya, Columbus berlayar dari Spanyol pada tahun yang sama dengan runtuhnya dinasti Islam terakhir di tanah Iberia.

Pelayarannya banyak diawaki orang-orang Islam asal Iberia yang diceritakan sangat mengenal sejarah di masa keemasan Islam. Mereka dipaksa memeluk Katolik jika tak ingin dibunuh.
Dari para awaknya itulah Columbus bisa dengan mudah mendengar kisah tentang dunia baru bernama Amerika dan terinspirasi untuk menjangkaunya.

Setibanya di Amerika, Columbus mencatat beberapa hal terkait syiar Islam. Misalnya, ia berkomentar mengenai emas milik penduduk asli yang dibuat dengan paduan dan tata cara yang sama dengan yang dibuat kaum Muslimin di Afrika Barat.

Ia juga mencatat, kata asli untuk emas di daerah tersebut adalah ghunain. Kata itu sangat mirip dengan kata emas dalam bahasa Mandika yang disebut ghanin. Jika dihubungkan dengan kata dalam bahasa Arab, terdapat kemiripan dengan kata ghina yang artinya ‘kekayaan’.

Catatan Columbus juga menyebut tentang adanya sebuah kapal pada 1498 yang memuat banyak barang dagangan. Kapal tersebut diawaki orang-orang Afrika. Berdasarkan keterangan penduduk asli, mereka telah bermitra dagang dengan penduduk lokal.

Di samping catatan Columbus, fakta sejarah tentang Muslim sebagai yang pertama menginjakkan kaki di Amerika terpapar nyata dari seorang sejarawan dan ahli geografi Muslim bernama Abu Hasan Al Mas'udi. Ia menulis perjalanan Muslim Spanyol pada 889 M. Tulisan itu sendiri dibuat pada 956 M.

Ekspedisi pelayaran pada tahun tersebut merupakan perjalanan selama berbulan-bulan ke arah Barat. Pelayaran bertolak dari Pelabuhan Delba yang merupakan pelabuhan yang sama dengan tempat berangkatnya ekspedisi Columbus.

Hasilnya, mereka menemukan sebuah daratan yang sangat luas, kemudian melakukan perniagaan dengan penduduk asli di daerah tersebut sebelum kembali ke Eropa.
Al Mas'udi menggambarkan tanah tersebut dalam petanya yang sangat fenomenal. Ia menyebut daratan tersebut sebagai the unknown land atau daratan tanpa nama.

Disebutkan, Muslim Spanyol telah melakukan ekspedisi ke Amerika sebanyak dua kali. Pertama pada 999 M yang dipimpin Ibnu Farrukh dari Granada dan kedua dipimpin Al Idrisi pada 1100 M.
Pada pelayaran kedua, Al Idrisi mencatat adanya sekelompok Muslimin berlayar ke arah Barat dari Lisabon selama 31 hari dan berlabuh di sebuah pulau di Karibia.

Mereka ditawan oleh penduduk asli Amerika di kepulauan tersebut selama beberapa hari. Mereka akhirnya dibebaskan menyusul negosiasi dengan perantara salah seorang penduduk setempat yang memahami bahasa Arab.
Keberadaan penduduk yang memahami bahasa Arab menjadi poin penting. Sebab, hal tersebut menunjukkan sering terjadi kontak antara penduduk setempat dengan orang-orang Arab.

Teori lain menyebut, kaum Muslimin datang ke Benua Amerika menyeberangi samudra gelap Atlantik pada 300 atau 400 tahun sebelum kedatangan Columbus. Hal itu diindikasikan dengan kemampuan umat Islam dalam hal pemetaan, citra geografis, dan astronomi.

Eksistensi orang-orang Arab, Afrika Barat, dan Usmani di Benua Amerika jauh sebelum kedatangan Columbus dan orang-orang Kristen Eropa menguatkan fakta sejarah bahwa Muslimlah penjelajah pertama yang sampai ke Amerika.

Dari pemaparan tersebut, teori yang menyatakan Columbus sebagai penjelajah pertama Samudera Atlantik yang kemudian menginjakkan kaki di Benua Amerika merupakan teori lama yang sangat lemah dan belum diuji.
Menurut Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation, jauh sebelum Columbus tiba umat Islam telah sampai di Amerika. Ia mengungkapkan, orang Islam pertama yang tiba di benua Amerika adalah seorang pelaut dari Cina.

Pada 1178 M,  berdasarkan sebuah dokumen Dinasti Sung – sebuah dinasti yang memerintah di Cina antara  960 M sampai 1279 M – seorang pelaut Muslim telah menemukan sebuah benua yang disebut sebagai Mu-Lan-pi atau Amerika. Dinasti Sung memang dikenal memiliki angkatan laut yang sangat kuat.

Dua abad kemudian, papar Fareed, tepatnya 1310 M, Abu Bakri (Abu Bakar), seorang Kaisar dari Mali, Afrika Barat telah melakukan serangkaian perjalanan menuju ‘’Dunia Baru’’, yakni benua Amerika. Selain itu, kata dia, pada 1312 M, Muslim dari Afrika Barat terutama Mali yang dikenal dengan istilah Mandinga telah sampai diTeluk Meksiko.

‘’Mereka mengeksplorasi wilayah pedalaman Amerika dengan menggunakan Sungai Mississippi sebagai jalur perjalanannya,’’ papar Fareed.  ”Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya.”

Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya They Came Before Columbus membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli. Dalam  African Presence in Early America, Van Sertima, menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.

Saat menginjakkan kaki di benua Amerika,  papar Van Sertima, Columbus sempat mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian yang sudah beragama Islam.  “Columbus juga tahun bahwa Muslim dari pantai Barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara,” paparnya.

Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli. Menurut Van Sertima, Columbus pun mengaku melihat sebuah masjid saat berlayar melalui Gibara di Pantai Kuba. Selain itu, penjelajah berkebangsaan Spanyol itu juga telah menyaksikan bangunan masjid berdiri megah di Kuba, Meksiko, Texas, serta Nevada.

Dr Barry Fell, seorang arkeolog dan ahli bahasa dari Universitas Harvard dalam karyanya berjudul Saga America, menyebutkan bahwa umat Islam tak hanya tiba sebelum Columbus di Amerika. Namun, umat Islam juga telah membangun sebuah peradaban di benua itu.

Fell juga menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Menurut dia, bahasa yang digunakan orang Pima di Barat Daya dan bahasa Algonquina, perbendaharaan katanya banyak yang berasal dari bahasa Arab. Arkeolog itu juga menemukan tulisan tua Islami di beberapa tempat seperti di California.

Di Kabupaten Inyo, negara bagian California, Fell juga menemukan tulisan tua lainnya yang berbunyi ‘Yasus bin Maria’ yang dalam bahasa Arab berarti “Yesus, anak Maria”. “Ini bukan frase Kristen,” cetus Fell. Faktanya, menurut dia, frase itu ditemukan dalam kitab suci Alquran. Tulisan tua itu, papar dia, usianya lebih tua beberapa abad dari Amerika Serikat.

sumber
republika.com
antara.co.id

0 comments: