Wednesday, December 10, 2014

PASAR TERAPUNG LOK-BAINTAN [FLOATING MARKET LOK-BAINTAN]

IMG_LBM07

IMG_LBM08
Di Indonesia, pasar terapung terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan, bahkan ada dua pasar apung yang cukup besar di sana, dua-duanya berlokasi tidak terlalu jauh dari Banjarmasin. Pasar apung yang pertama terletak di Banjarmasin itu sendiri, tepatnya di aliran Sungai Barito dan dikenal dengan sebutan Pasar Apung Muara Kuin, sedangkan yang satu lagi terletak di Kabupaten Banjar dan berlokasi di aliran Sungai Martapura. Karena letaknya di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, maka pasar terapung di situ dikenal dengan nama Pasar Terapung Lok Baintan.
IMG_LBM09
Menurut pendapatku, Pasar terapung Lok Baintan lebih ramai dan lebih hidup jika dibandingkan dengan Pasar Terapung Muara Kuin. Paling tidak itu kesanku ketika mendapat kesempatan berkunjung ke kedua pasar terapung tesebut.
Untuk mencapai lokasi Pasar Terapung Lok Baintan dari Banjarmasin tidaklah sulit, meskipun mau tidak mau memang harus bangun pagi-pagi buta karena pasar akan mulai sekitar jam 06:00 WITA dan selesai sekitar jam 08:30 WITA. Kalau pelancong ingin mempergunakan mobil dari Banjarmasin ke lokasi pasar, waktu tempuhnya kurang lebih 1,5 jam dari pusat kota karena di beberapa tempat jalannya relatif rusak sehingga kendaraan tidak bisa melaju kencang. Atau kalau mau lebih cepat, pelancong bisa memilih untuk mempergunakan perahu sungai bermotor yang disebut kelotok. Ada beberapa dermaga yang menjadi pangkalan kelotok yang bisa disewa untuk berkunjung ke pasar terapung. Alternatif ketiga adalah dengan mengkombinasikan kedua moda angkutan itu seperti yang aku jalani waktu itu.
IMG_LBM15
Jadi aku berangkat dengan mobil menuju daerah Banua Indah dimana terdapat Warung Soto Banjar bang Amat yang sudah melegenda itu. Di belakang warung soto tersebut terdapat sebuah dermaga kecil dimana aku menyewa kelotok dan berlayar menyusuri Sungai Martapura sampai ke Lok Baintan. Perjalanan menyusuri sungai merupakan perjalanan yang menarik juga karena di hari yang beranjak terang itu kita bisa mengamati aktifitas penduduk yang tinggal di pinggir sungai, mulai dari yang mandi, mencuci pakaian maupun perabotan, maupun yang mempersiapkan sampan untuk melakukan kegiatan harian mereka.
IMG_LBM14
Di Lok Baintan sendiri, pagi itu sudah cukup ramai meskipun aku mencapai tempat itu masih relatif pagi. Puluhan bahkan mungkin sampai berbilang ratus, jukung hilir mudik mengangkut berbagai barang hasil pertanian maupun perkebunan yang masih segar. Biasanya satu jukung hanya ditumpangi satu orang pedagang yang merangkap juga sebagai pendayung; dan hebatnya hampir semua pedagang itu adalah perempuan, beberapa bahkan tampak sudah berusia senja. Di samping mereka yang membawa sayur mayur dan buah-buahan, ada pula yang membawa berbagai keperluan rumah tangga sehingga seolah tampak seperti sebuah warung terapung. Ada pula yang berjualan ikan sungai segar dan juga makanan. Aku sempat melihat juga adanya sebuah perahu agak besar yang menjual beraneka jenis pakaian.
IMG_LBM10
Hal unik lain yang aku tangkap dari pasar terapung yang katanya sudah ada sejak jaman Kesultanan Banjar (sekitar abad ke XVI) ini adalah bahwa para pedagang tersebut ternyata juga bertransaksi di antara mereka sendiri, dan transaksi yang terjadi tidak mempergunakan uang melainkan mempergunakan sistem barter. Jadi mereka yang membutuhkan suatu komoditi akan mendekati pedagang lain yang menjual komoditi yang mereka perlukan, kemudian menukarnya dengan komoditi yang mereka bawa.
IMG_LBM12
Sungguh menarik memang pengalaman berkunjung ke pasar ini, tidak hanya karena bisa menikmati suasana pasar yang sudah menjadi ikon Propinsi Kalimatan Selatan ini, tetapi pengalaman mencoba beberapa jenis penganan lokal dan juga pengalaman berbelanja buah-buahan segar langsung dari para pedagang di atas perahu juga tidaklah bisa dilupakan.–

1 comments:

Unknown said...

Pasar yang unik
Salah satu tempat wisata indonesia yang layak dilestarikan