Dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia, tentu kita akan menemui
sosok ulama Saudi Arabia yang telah berjasa menyususn buku-buku muqarrar
berbahasa Arab untuk santri-santri pemula. Sosok itu bernama Syaikh
‘Umar Yahya ‘Abdul Jabbar -rahimahullah-.
Sebenarnya saya sempat penasaran dengan sosok ulama satu ini.
Siapakah gerangan? Bagaimana tidak, salah satu bukunya menjadi muqarrar
di pesantren kami. Bersamaan dengan itu, kami sama sekali tidak
mengetahui sedikit pun tentang biografinya kecuali setelah 5 tahun.
Beliau dilahirkan pada 1320 H di Makkah Al-Mukarramah yang juga menjadi
tempatnya tumbuh dan belajar. Pendidikannya ditangani oleh para ulama
negeri Tanah Suci di zamannya. Di samping itu, beliau juga masuk ke
Madrasah ‘Askariyyah (kemiliteran) dan lulus dari fakultas kemiliteran
di masa Syarif Al-Husain.
Di antara sekian ulama negeri ini yang beliau jumpai di Makkah adalah
Ahmad Al-Khathib, Muhammad Nawawi Banten (mengajarkan kitabnya
tafsirnya yang berjudul Murah Labid), Muhammad Mahfuzh Tremes (mengajarkan beberapa kitabnya, seperti Mauhibah Dzil Fadhl, Al-Kaubah As-Sathi‘), Uhaid bin Idris, Muhammad Patani, Muhammad Nur Patani, Mukhtar ‘ATharid Batavia, dan lainnya.
Juga ulama-ulama lain dari penjuru negeri. Di antaranya Muhammad ‘Ali
Al-Maliki, Jamal Al-Maliki, ‘Abdussattar Ad-Dahlawi As-Salafi, Muhammad
Sulaiman Hasbullah, ‘Abdul Hamid Kudus, Yusuf Al-Khayyath, Muhammad
Al-Marzuqi, Khalifah An-Nabhani, Abu Bakar Khauqir Al-Hindi As-Salafi,
dan seterusnya…
Di usianya yang masih tergolong muda, beliau berpindah ke Indonesia
menjadi seorang penulis dan guru agama setelah sebelumnya sebagai
seorang yang tumbuh di ketentaraan meski tidak luput darinya
pelajaran-pelajaran diniyyah yang beliau terima dari para ulama di
zamannya.
Di Indonesia, beliau termasuk penulis buku-buku muqarrar berbahasa
‘Arab di madrasah untuk jenjang pemula. Sampai detik ini, kita masih
dapat menjumpai sejumlah buku-bukunya yang diajarkan di hampir seluruh
pesantren dan madrasah diniyyah di Indonesia, termasuk pesantren dan
madrasah tradisional (baca: NU). Lihat saja, misalnya, kitab “Khulashah Nurul Yaqin” dalam 2 juz, “Al-Mabadi’ Al-Fiqhiyyah ‘ala Madzhab Al-Imam Asy-Syafi’i” dalam 4 juz, “Taqrib Al-Fiqh Asy-Syafi’i”, “Khulashah Itmam Al-Wafa’ fi Sirah Al-Khulafa'”, dan
selainnya. Selain itu, beliau juga mempunyai buku kamus biografi yang
menghidangkan biografi-biografi sejumlah ulama abad 14. Kamus biografi
itu bertajuk “Siyar wa Tarajim Ba’dh ‘Ulamaina fi Al-Qarn Ar-Rabi’ ‘Asyar Al-Hijrri”.
Buku ini bahasannya yang
cukup simpel namun memiliki nilai sastra yang mudah difahami bagi
pemula sekalipun. Dalam buku ini pun tidak hanya
biografi ulama-ulama Timur Tengah saja yang direkam, namun juga sejumlah
ulama Timur Jauh (baca: Nusantara), India, Daghistan, dan lainnya.
Menurut telaah terhadap bukunya yang bertajuk “Siyar wa Tarajim”,
beliau termasuk ulama yang mendukung madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah
yang kerap dijuluki “Sawah” (baca: Salafi Wahhabi). Hal ini dapat
ditemukan di banyak tempat dalam bukunya ini.
Pada 16 Muharram 13 91 H, akhirnya beliau menghembuskan nafasnya
terakhir di Makkah Al-Mukarramah setelah sekian tahun melawat di negeri
fana ini. Beliau pun dimakamkan di Ma’la. Semoga Allah merahmati beliau
dan menempatkannya di surganya yang tertinngi, Firdaus.
0 comments:
Post a Comment