Tuesday, December 15, 2015

SEKH UMAR ABDUL JABBAR

Dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia, tentu kita akan menemui sosok ulama Saudi Arabia yang telah berjasa menyususn buku-buku muqarrar berbahasa Arab untuk santri-santri pemula. Sosok itu bernama Syaikh ‘Umar Yahya ‘Abdul Jabbar -rahimahullah-.
Sebenarnya saya sempat penasaran dengan sosok ulama satu ini. Siapakah gerangan? Bagaimana tidak, salah satu bukunya menjadi muqarrar di pesantren kami. Bersamaan dengan itu, kami sama sekali tidak mengetahui sedikit pun tentang biografinya kecuali setelah 5 tahun.

Beliau dilahirkan pada 1320 H di Makkah Al-Mukarramah yang juga menjadi tempatnya tumbuh dan belajar. Pendidikannya ditangani oleh para ulama negeri Tanah Suci di zamannya. Di samping itu, beliau juga masuk ke Madrasah ‘Askariyyah (kemiliteran) dan lulus dari fakultas kemiliteran di masa Syarif Al-Husain.
Di antara sekian ulama negeri ini yang beliau jumpai di Makkah adalah Ahmad Al-Khathib, Muhammad Nawawi Banten (mengajarkan kitabnya tafsirnya yang berjudul Murah Labid), Muhammad Mahfuzh Tremes (mengajarkan beberapa kitabnya, seperti Mauhibah Dzil Fadhl, Al-Kaubah As-Sathi‘), Uhaid bin Idris, Muhammad Patani, Muhammad Nur Patani, Mukhtar ‘ATharid Batavia, dan lainnya.
Juga ulama-ulama lain dari penjuru negeri. Di antaranya Muhammad ‘Ali Al-Maliki, Jamal Al-Maliki, ‘Abdussattar Ad-Dahlawi As-Salafi, Muhammad Sulaiman Hasbullah, ‘Abdul Hamid Kudus, Yusuf Al-Khayyath, Muhammad Al-Marzuqi, Khalifah An-Nabhani, Abu Bakar Khauqir Al-Hindi As-Salafi, dan seterusnya…
Di usianya yang masih tergolong muda, beliau berpindah ke Indonesia menjadi seorang penulis dan guru agama setelah sebelumnya sebagai seorang yang tumbuh di ketentaraan meski tidak luput darinya pelajaran-pelajaran diniyyah yang beliau terima dari para ulama di zamannya.
Di Indonesia, beliau termasuk penulis buku-buku muqarrar berbahasa ‘Arab di madrasah untuk jenjang pemula. Sampai detik ini, kita masih dapat menjumpai sejumlah buku-bukunya yang diajarkan di hampir seluruh pesantren dan madrasah diniyyah di Indonesia, termasuk pesantren dan madrasah tradisional (baca: NU). Lihat saja, misalnya, kitab “Khulashah Nurul Yaqin” dalam 2 juz, “Al-Mabadi’ Al-Fiqhiyyah ‘ala Madzhab Al-Imam Asy-Syafi’i” dalam 4 juz, “Taqrib Al-Fiqh Asy-Syafi’i”, “Khulashah Itmam Al-Wafa’ fi Sirah Al-Khulafa'”, dan selainnya. Selain itu, beliau juga mempunyai buku kamus biografi yang menghidangkan biografi-biografi sejumlah ulama abad 14. Kamus biografi itu bertajuk “Siyar wa Tarajim Ba’dh ‘Ulamaina fi Al-Qarn Ar-Rabi’ ‘Asyar Al-Hijrri”. Buku ini bahasannya yang cukup simpel namun memiliki nilai sastra yang mudah difahami bagi pemula sekalipun. Dalam buku ini pun tidak hanya biografi ulama-ulama Timur Tengah saja yang direkam, namun juga sejumlah ulama Timur Jauh (baca: Nusantara), India, Daghistan, dan lainnya.
Menurut telaah terhadap bukunya yang bertajuk “Siyar wa Tarajim”, beliau termasuk ulama yang mendukung madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah yang kerap dijuluki “Sawah” (baca: Salafi Wahhabi). Hal ini dapat ditemukan di banyak tempat dalam bukunya ini.
Pada 16 Muharram 13 91 H, akhirnya beliau menghembuskan nafasnya terakhir di Makkah Al-Mukarramah setelah sekian tahun melawat di negeri fana ini. Beliau pun dimakamkan di Ma’la. Semoga Allah merahmati beliau dan menempatkannya di surganya yang tertinngi, Firdaus.

0 comments: