APAKAH INI SUATU TANDA...?
Bagian I
Kau bangun dgn suka rela,
dkerahkan seluruh jiwa raga,
dari pagi hingga datang senja,
tak di upah tetap suka.
Dbangun kau seindah mungkin,
gotong royong bangun dilakuin,
tak kaya juga yang miskin,
kerja semangat iklas batin.
Setelah berdiri senanglh hati,
kerja keras mereka ada bukti,
dgelarlh berlembar-lembar permadani,
didatangkan dari luar negeri.
Kini...
Kau ditinggal begitu saja,
bagai bangunan yg tak guna,
kau tinggal bangunan tua,
yang lapuk dimakan masa.
Hari-hari terasa sepi,
tak ada orang menghampiri,
apalagi dgunakn ntuk ngaji,
mereka mending nonton tv.
Sayang sungguh dsayang,
habiskan brjuta-juta uang,
tempatmu jarang buat sembayang,
berjamaahpun sangatlh jarang.
Kau adalah rumah-Nya,
tempat suci buat semua,
Dia Sang Maha Pencipta,
pencipta segala makhluk di dunia.
Sungguh mulia kau ini,
pahala besar kau saji,
kita masuk haruslh suci,
untuk sholat dan mengaji.
Sepi sungguhlh sepi,
anak ngaji pun sudah jarang sekali,
kalo ada kehitung jari,
itupun tdak tiap hari.
Hanya kepada-Mu Ilahi,
Engkau Sang Maha Pemberi,
hamba mmohon berkahi rejeki,
jadi amal uang dberi.
Ya Allah...
Kuatkn iman hamba ini,
dalamnya niat dalam hati,
mnghidupkn rumah suci-Mu kini,
tegakkn sholat ramaikn ngaji.
Kepada-Mu hamba mohon ampun,
ampuni dosa yg terhimpun,
banyak rumah-Mu kini dbangun,
sampai tingkat brsusun-susun.
Mari ramaikan rumah-Nya,
mulailah dari diri kita,
memberi contoh ajak semua,
...di pelosok atau di sekitarnya.
Ajak semua untuk ngaji,
membaca Alqur'an kitab suci,
shalat berjama'ah trus berdiri,
agar mulia derajat diakhir nanti.
Syair ini brakhir sudah,
maaf kalo banyak salah,
saya kira syair dpahami mudah,
jangan pandang mata sebelah.
Kepada-Mu hamba mengemis,
ampuni hamba sebagai penulis,
airmata keluar dan menangis,
ingat dosa yang terintis.
Mugiyanto
Tangerang,
25 Januari 2011
0 comments:
Post a Comment