"SI MISKIN MERINTIH"
Kaki terseok berat melangkah
menahan perih luka berdarah
tlah lama terpendam keluh kesah
buat hati kian gelisah
Penat jiwa menyimpan gundah
yg suburkan pikiran jengah
seakan kerap tercekik kerah
hingga terbatuk muntahkan darah
Berpijak di gundukan tanah
yang nampak terbelah-belah
jelas nian lubang merekah
pertanda air enggan tertadah
Jangan ragu ataupun marah
hai mahkluk yg acap lengah
karena Tuhan pandai memilah
kapan hujan turun membasah
Hai Tuan yg berwajah ramah
kelak berjaya, jangan serakah
ingatlah saat dirimu lemah
tak boleh lupa tengok ke bawah
Kenanglah si miskin yg papa
tubuhnya lemah termakan lelah
jalin hidup dg pasrah
cari makan pun susah payah
Itu isyarat atau amanat
Untuk kita sekalian umat
tak boleh lalai sedekah saat melihat
si miskin papa yg kerap terlewat
Karena doa mereka adalah nikmat
bagi orang yg berhati malaikat
namun juga siksa yg perih sangat
tuk orang2 terlaknat
selalulah ingat
doa si miskin papa yg teraniaya dg jahat
Pasti kan Allah Ijabah dg cepat
By : N.Ghelis, 2011.
Jangan merana karena miskin papah
bekerjalah engkau jangan serakah
bahagia itu bukanlah harta berlimpah
hidup sejahtera itu haruslah berkah
Kupanjatkan doa penuh hidmat
Berharap rakyat memperoleh nikmat
Agar tak ada lagi manusia tersesat
Sebelum datangnya hari kiamat
Karena doa mereka adalah nikmat
bagi orang yg berhati malaikat
namun juga siksa yg perih sangat
tuk orang2 terlaknat. disini terasa hidup
Jangan lupakan untuk sedekah
Selagi masih hidup di dunia
Jangan sia-sia kan kaum fafah
Sungguh Arsy bergoyang karma do’anya
-----------
ada keledai lagi berjalan
ia sanggup narik kereta,
buat mempelai aku ucapkan
moga hidup rukun berbahagia
pergi keladang mencari kayu
tabur benih di tegalan
tuntung pandang ruhui rahayu
baik dan solih berketurunan
Gempa mengguncang semesta kota
Kota porak poranda bagaikan bumi terbelah
Bila sudah mendapat harta dan tahta
Kendalikan diri janganlah serakah
Jika lidah menjadi kelu
Jika pikiran tersumbat buntu
Jika tangan pulalah kaku
Gerangan apa tengah berlaku?
Di tengah dalu duduk termangu
Angin bertalu terasa ngilu
Pikiran resah turut membelenggu
Siramlah wajah dengan berwudlu
Pergi ke apotik membeli obat.
Untuk mengobati kaki terluka.
Jangan lupa untuk bertobat.
...Selagi pintunya masih terbuka.
Setelah tua nampak keriput.
Sudah hilang wajah yg indah.
Bila ajal datang menjemput.
Pintu tobat tertutup sudah.
0 comments:
Post a Comment