Saturday, June 29, 2013

TEACHER 'N FRIED














































asal usul phoenix


Phoenix merupakan simbol mitologi kuno untuk keabadian dan kebangkitan. Phoenix banyak pula dipakai dalam budaya novel, misalnya pada novel Harry Potter karya J.K Rowling. Di novel tersebut, Phoenix digabmarkan dapata menghilang dengan cahaya menyilaukan, menyembuhkan luka dengan air matanya dan sebagainya.

Asal Mula Phoenix

Phoenix adalah burung legendaris yang bersal dari mitologi Yunani, Romawi dan Mesir Kuno. Konon phoenix dapat hidup selama 500 tahun lalu mati dan terlahir kembali. Phoenix memiliki bulu berwarna merah tua keemasan dan berukuran sebesar burung elang.

Tepat sebelum mati, burung Phoenix membuat sarang dari tumbuhan herbal diantantaranya kayu manis dan kemenyan. Lalu Phoenix sengaja membakar sarangnya dan mati. Namun Phoenix baru lahir dari sisa-sisa sarang yang terbakar.

Ketika Phoenix muda sudah cukup kuat, ia akan mengumpulkan abu Phoenix yang mati ke dalam semacam telur yang terbuat dari kemenyan. Lalu Phoenix muda membawa telur tersebut ke Heliopolis, kota matahari zaman Mesir Kuno dan meletakannya di altar Dewa Matahari (Dewa Ra).

Phoenix diasosiasikan dengan kehidupan abadi dan reinkarnasi pada zaman Mesir Kuno. Bangsa Romawi Kuno menggunakan Phoenix dalam koinnya untung melambangkan Kota Roma.


 Phoenix merupakan burung imajiner berukuran sebesar bangau. Bentuk fisik burung ini mungkin dipengaruhi oleh bangau. Arkeologis menemukan bahwa bangau berukuran sangat besar hidup di sekitar Teluk Persia pada 5.000 tahun lalu. Ada spekulasi bahwa mungkin burung ini terlihat oleh pengembara Mesir Kuno lalu tersebar isu bahwa burung bangau yang sangat bersar terlihat sekali dalam 500 tahun di Mesir.

Phoenix memiliki dua bulu panjang di bagian puncak kepalanya dan sering digambarkan bermahkota Osiris. Dalam mitologi Mesir Kuno, Phoenix disebut juga Bennu. Bennu diperkirakan berasal dari kata "weben" yang berarti "bangkit" atau "bersinar". Phoenix dianggap mewakili jiwa Dewa Matahari, yaitu Dewa Ra. Pada periode akhir Mesir Kuno, hieroglip Phoenix digunakan untuk melambangkan dewa. Phoenix juga melambangkan kebangkitan Osiris.

Phoenix Dalam Mitologi Mesir

Menurut bangsa Mesir, Phoenix merupakan burung mitos yang berukuran sebesar elang dengan bulu keemasan dan suara yang melodius. Konon phoenix membuat sarangnya di dekat sumur dan muncul setiap subuh untuk menyanyikan melodi yang sangat indah sehingga Dewa Matahari pun menyimaknya.

Hanya ada satu Phoenix yang hidup dalam 500 tahun. Jika akan mendekati ajalnya, Phoenix akan membuat sarang dari cabang-cabang tumbuhan herbal lalu membakar dirinya bersama sarangnya. Setelah tiga hari, Phoenix baru muncul dari abu sisa-sisa sarang yang terbakar. Konon, Phoenix baru tersebut muncul dari tengah-tengah api. Phoenix muda kemudian mengumpulkan abu Phoenix pendahulunya dalam sebuah telur dan membawanya ke Heliopolis untuk diletakan di altar Dewa Matahari.

Phoenix melambangkan kematian dan kelahiran matahari. Phoenix dideskripsikan menyerupai burung bangau atau burung elang. Makanan dan minuman Phoenix adalah embun. Phoenix tidak membunuh hewan apapun dan tidak merusak apapun yang disentuhnya. Bangsa Mesir Kuno menganggap burung ini sebagai raja burung, Julukan lain adalah burung matahari, burung Assyria, burung Mesir, dan burung Sungai Gangga.

Catatan mengenai Phoenix kali pertama dibuat oleh Hesiod pada abad ke-8 SM. Namun catatan yang lebih mendetail ditulis oleh Herodotus dari Halicanassus, yaitu seorang sejarahwan Yunani Kuno termasyhur pada abad ke-5 SM.

Phoenix Dalam Mitologi Cina

Phoenix dalam Mitologi Cina merupakan simbol kebajikan dan rahmat, serta kekuatan dan kemakmuran. Phoenix melambangkan keseimbangan yin dan yang. Menurut bangsa Cina Phoenix merupakan burung yang lemah lembut, ia turun dengan sangat hati-hati sehingga tidak merusak apapun yang dipijak dan disentuhnya. Phoenix dianggap kekuatan yang dikirim dari surga yang ditujukan untuk kaisar.

Jika Phoenix yang digunakan untuk dekorasi rumah, maka melambangkan kesetiaan dan kejujuran penghuni rumah terseut. Perhiasan dengan motif Phoenix melambangkan pemakainya yang menjunjung moral tinggi. Jadi simbol Phoenix hanya bisa dipakai oleh seseorang penting.

Menurut bangsa Cina Phoenix digambarkan memiliki paruh seperti ayam, wajah seperti burung walet, leher seperti ular, dada seperti angsa, punggung seperti kura-kura dan ekor seperti ikan.

Phoenix dalam mitologi cina disebut juga Feng Huang. Penggambaran Feng Huang yang paling umum adalah ia sedang menyerang ular dengan cakar dan sayapnya mengembang. Sesungguhnya, gambaran Phoenix munculdi Cina selama 7000 tahun. Biasanya gambar Phoenix muncul pada giok dan merupakan simbol keberuntungan. Meskipun pada masa Dinasti Han, Phoenix jantan dan betina yang saling berhadapan digunakan untuk simbol yang mewakili arah selatan.

Phoenix dalam versi Cina memiliki bulu hitam, putih, merah, hijau dan kuning yang konon menggambarkan kebajikan dan kesetiaan penganut Confucius. Simbol Phoenix biasa diletakan pada buku-buku tebal dan kuburan.

Phenix dalam Mitologi Jepang

Phoenix versi Jepang disebut juga Ho-Oo. Ho adalah Phoenix jantan dan Oo adalah Phoenix betina. Phoenix pertama kali diperkenalkan pada periode Asuka (sekitar pertengahan abad ke-6 hingga pertengahan abad ke-7). Gambaran Ho-Oo menyerupai Feng-Huang, yaitu Phoenix versi Cina.

Ho-Oo sering digambarkan bersarang di pohon paulownia dan diperkirakan hanya muncul saat penguasa yang berbudi luhur lahir dan saat pergantian era, yaitu ketika Phoenix turun dari surga untuk melakukan perbuatan baik pada manusia. Dalam cerita lainnya, Ho-Oo muncul hanya pada masa yang penuh perdamaian dan kemakmuran, yang sangat jarang terjadi.

Ho-Oo digunakan sebagai simbol keluarga bangsawan, terutama keluarga kaisar. Ho-Oo mewakili matahari, keadilan, kesetiaan, dan kepatuhan. 


di ambil dr kaskus.co.id

ASAL USUL NINJA

Ninja atau Shinobi (忍者 atau 忍び) (dalam bahasa Jepang, secara harfiah berarti "Seseorang yang bergerak secara rahasia") adalah seorang mata - mata zaman feodal di Jepang yang terlatih dalam seni ninjutsu (secara kasarnya "seni pergerakan sunyi") Ninja, seperti samurai, mematuhi peraturan khas/ Clan mereka sendiri, yang disebut ninpo. Menurut sebagian pengamat ninjutsu, keahlian seorang ninja bukanlah pembunuhan tetapi penyusupan. Ninja berasal dari bahasa Jepang yang berbunyi nin yang artinya menyusup. Jadi, keahlian khusus seorang ninja adalah menyusup dengan atau tanpa suara.

Ninja biasanya segera dikaitkan dengan sosok yng terampil beladiri, ahli menyusup dan serba misterius seperti yang tampak di dalam
film atau manga (komik Jepang). Kata ninja terbentuk dari dua kata yaitu nin (?)sha (?) yang masing-masing artinya adalah "tersembunyi" dan "orang". Jadi ninja adalah dan mata-mata profesional pada zaman feudal jepang. Sejarah ninja juga sangat sulit dilacak. Info mengenai keberadaan mereka tersimpan rapat-rapat dalam dokumen-dokumen rahasia.
Ninja juga bisa diartikan sebagai nama yang diberikan kepada seseorang yang menguasai dan mendalami seni bela diri ninjutsu. Nin artinya pertahanan dan jutsu adalah seni atau cara. Kata ninja juga diambil dari kata ninpo. Po artinya adalah falsafah hidup atau dengan kata lain ninpo adalah falsafah tertinggi dari ilmu beladiri ninjutsu yang menjadi dasar kehidupan seorang ninja. Jadi ninja akan selalu waspada dan terintregasi pada prinsip ninpo.

Ninja adalah mata-mata profesional di zaman ketika para samurai masih memegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan Jepang pada abad ke-12. Pada abad ke-14 pertarungan memperebutkan kekuasaan semakin memanas, informasi tentang aktivitas dan kekuatan lawan menjadi penting, dan para ninja pun semakin aktif. Para ninja dipanggil oleh
daimyo untuk mengumpulkan informasi, merusak dan menghancurkan gudang persenjataan ataupun gudang makanan, serta untuk memimpin pasukan penyerbuan di malam hari. Karena itu ninja memperoleh latiham khusus. Ninja tetap aktif sampai Zaman Edo (1600-1868), dimana akhirnya kekuasaan dibenahi oleh pemerintah di Zaman Edo.
 Dataran Iga, yang dilingkupi pegunungan terpencil, memiliki desa-desa yang khusus melatih ninja.Kemunculan ninja pada tahun 522 berhubungan erat dengan masuknya seni nonuse ke Jepang. Seni nonuse inilah yang membuka jalan bagi lahirnya ninja.
Seni nonuse atau yang biasa disebut seni bertindak diam-diam adalah suatu praktik keagamaan yang dilakukan oleh para pendeta yang pada saat itu bertugas memberikan info kepada orang-orang di pemerintahan. Sekitar tahun 645, pendeta-pendeta tersebut menyempurnakan kemampuan bela diri dan mulai menggunakan pengetahuan mereka tentang nonuse untuk melindungi diri dari intimidasi pemerintah pusat.
Pada tahun 794-1192, kehidupan masyarakat Jepang mulai berkembang dan melahirkan kelas-kelas baru berdasarkan kekayaan. Keluarga kelas ini saling bertarung satu sama lain dalam usahanya menggulingkan kekaisaran. Kebutuhan keluarga akan pembunuh dan mata-mata semakin meningkat untuk memperebutkan kekuasaan. Karena itu permintaan akan para praktisi nonuse semakin meningkat. Inilah awal kelahiran ninja. Pada abad ke-16 ninja sudah dikenal dan eksis sebagai suatu keluarga atau klan di kota Iga atau Koga. Ninja pada saat itu merupakan profesi yang berhubungan erat dengan intelijen tingkat tinggi dalam pemerintah feodal para raja di jepang. Berdasarkan hal itu, masing-masing klan memiliki tradisi mengajarkan ilmu beladiri secara rahasia dalam keluarganya saja. Ilmu beladiri yang kemudian dikenal dengan nama ninjutsu. Dalah ilmu yang diwariskan dari leluhur mereka dan atas hasil penyempurnaan seni berperang selama puluhan generasi. Menurut para ahli sejarah hal itu telah berlangsung selama lebih dari 4 abad. Ilmu itu meliputi filsafat FUDOSHIN, spionase, taktik perang komando, tenaga dalam, tenaga supranatural, dan berbagai jenis bela diri lain yang tumbuh dan berkembang menurut zaman.
Namun ada sebuah catatan sejarah yang mengatakan bahwa sekitar abad ke-9 terjadi eksodus dari Cina ke Jepang. Hal ini terjadi karena runtuhnya dinasti Tang dan adanya pergolakan politik. Sehingga banyak pengungsi yang mencari perlindungan ke jepang.sebagian dari mereka adalah jendral besar, prajurit dan biksu. Mereka menetap di provinsi Iga, di tengah pulau Honshu. Jendral tersebut antara lain Cho Gyokko, Ikai Cho Busho membawa pengetahuan mereka dan membaur dengan kebudayaan setempat. Strategi militer, filsafat kepercayaan, konsep kebudayaan, ilmu pengobatan tradisional, dan falsafah tradisional. Semuanya menyatu dengan kebiasaan setempat yang akhirnya membentuk ilmu yang bernama ninjutsu.

di ambil dari 
 http://phoenixryuindonesia.blogspot.com