Friday, November 28, 2014

TANDA TANDA SEBELUM KEMATIAN

Allah telah memberi tanda kematian seorang muslim sejak 100 hari, 40 hari, 7 hari, 3 hari dan 1 hari menjelang kematian.

Tanda 100 hari menjelang ajal :...
Selepas waktu Ashar (Di waktu Ashar karena pergantian dari terang ke gelap), kita merasa dari ujung rambut sampai kaki menggigil, getaran yang sangat kuat, lain dari biasanya, Bagi yang menyadarinya akan terasa indah di hati, namun yang tidak menyadari, tidak ada pengaruh apa-apa.

Tanda 40 hari menjelang kematian :
Selepas Ashar, jantung berdenyut-denyut. Daun yang bertuliskan nama kita di lauh mahfudz akan gugur. Malaikat maut akan mengambil daun kita dan mulai mengikuti perjalanan kita sepanjang hari.

Tanda 7 hari menjlang ajal :
Akan diuji dengan sakit, Orang sakit biasanya tidak selera makan. Tapi dengan sakit ini tiba-tiba menjadi berselera meminta makanan ini dan itu.

Tanda 3 hari menjelang ajal :
Terasa denyutan ditengah dahi. Jika tanda ini dirasa, maka berpuasalah kita, agar perut kita tidak banyak najis dan memudahkan urusan orang yang memandikan kita nanti.

Tanda 1 hari sebelum kematian :
Di waktu Ashar, kita merasa 1 denyutan di ubun-ubun, menandakan kita tidak sempet menemui Ashar besok harinya.
Bagi yang khusnul khotimah akan merasa sejuk di bagian pusar, kemudian ke pinggang lalu ketenggorokan, maka dalam kondisi ini hendaklah kita mengucapkan 2 kalimat syahadat.

Sahabatku yang budiman, subhanAllah, Imam Al-Ghazali, mengetahui kematiannya. Beliau menyiapkan sendiri keperluannya, beliau sudah mandi dan wudhu, meng-kafani dirinya, kecuali bagian wajah yang belum ditutup. Beliau memanggil saudaranya Imam Ahmad untuk menutup wajahnya. SubhanAllah. Malaikat maut akan menampakkan diri pada orang-orang yang terpilih. Dan semoga kita menjadi hamba yang terpilih dan siap menerima kematian kapanpun dan di manapun kita berada. Aamiin.
Ternyata Malaikat Maut Mengintai Kita 70 Kali Sehari ...

Alangkah baiknya kita istighfar dulu...Astagfir­ ullohAl'adzim..­ ....

Memang tidak ada yang pernah tahu kapan seseorang akan menghadapi kematian, itulah sebabnya banyak orang tidak mempersiapkan diri menghadapi kedatangannya.

Maut dan kematian, Allah berfirman yang bermaksud :
Setiap yang hidup akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dgn kesusahan dan kesenangan sebagai cobaan; dan kepada Kamilah kamu akan kembali. (Surah al-Anbiya ayat 35)

Tahukah kita bahwa malaikat maut sentiasa memperhatikan serta
melihat wajah kita sebanyak 70 kali dalam sehari?

Seandainya manusia bisa melihat dengan kasat mata seperti apa
tingkah laku malaikat pengintai itu,niscaya kaki mereka akan lemas
jika mengetahuinya.

Oleh kerana malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak
dapat melihat kehadirannya, itu sebabnya manusia tidak menyadari apa yang dilakukan malaikat Izrail di sekelilingnya.

Hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a bahwa Rasulullah s.a.w bersabda:
Bahwa malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenungi wajah seseorang, didapati orang itu sedang bergelak-ketawa­ .

Maka berkata Izrail: Alangkah herannya aku melihat orang ini, padahal aku diutus oleh Allah untuk mencabut nyawanya kapan saja, tetapi dia masih terlihat bodoh dan bergelak ketawa.

Jika takdirnya hingga esok hari terakhir Allah pinjamkan nyawa untuk bernafas di muka bumi ini, apakah kita sudah cukup bekal menghadapi dua fase berikutnya yaitu ALAM BARZAH dan ALAM AKHIRAT ?

Berdoa dan pastikan ketika kita di jemput, kita dalam keadaan berbuat kebaikan yang terbaik agar kelak dikumpulkan bersama manusia2 terbaik di tempat terbaik disisi Allah SWT...
Aamiin yaa Robbal alamin ...


Muslim Adalah Penemu Benua Amerika

Ketika Anda ditanya tentang siapa penemu Benua Amerika, boleh jadi nama yang kemudian terpikir adalah Cristoforo Colombo alias Christopher Columbus. Lantas, ketika ditanya dari manakah nama Amerika diambil, jawaban yang kemungkinan disebut adalah Amerigo Vespucci.

Hal itu sangat bisa dimaklumi mengingat sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) klaim Columbus sebagai penjejak pertama tanah Amerika pada 1492 telah diajarkan.
Disebutkan, pedagang sekaligus penjelajah asal Genoa, Italia itu menyeberangi Samudra Atlantik dan sampai di Benua Amerika pada 12 Oktober 1402. Namun, berdasarkan fakta sejarah, benarkah klaim tersebut? 

Adalah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, salah satu tokoh yang tidak percaya bahwa Benua Amerika ditemukan oleh Columbus. Berpidato pada KTT para pemimpin Muslim dari Amerika Latin, di Istanbul, Turki, Sabtu (15/11).

Erdogan secara tegas menyatakan Amerika ditemukan para pelaut Muslim di abad ke-12, hampir tiga abad sebelum Columbus menginjakkan kaki di sana. Menurut Erdogan, kontak-kontak antara Amerika Latin dan Islam telah dilakukan sejak abad ke-12.

Sebelumnya, seorang ahli kapal selam dan sejarawan kondang Gavin Menzies pun membantah klaim Columbus adalah penjelajah pertama Amerika.
Menurut dia, penemu Benua Amerika adalah Laksamana Muslim asal Cina bernama Cheng Ho. Dalam catatannya, Cheng Ho menginjakkan kaki di sana 70 tahun sebelum pelayaran Columbus.

Kepada publik ia menunjukkan bukti berupa peta-peta pelayaran kuno dan artefak yang secara jelas menyatakan Cheng Ho pernah singgah di Amerika setelah melakukan pelayaran pada periode 1421-1423.

Diceritakannya, pada 1405 ketika Cheng Ho ditugaskan menjelajahi dunia bersama beberapa armada laut Cina yang memakan waktu dua tahun, sang Laksamana berhasil melewati Champa, Jawa, Palembang, Malaka, Aru, Sumatra, Sri Lanka, dan Kalkuta. Inilah pelayaran yang dianggap sebagai momen penting pelayaran Cina di Nusantara.

Khusus mengenai pelayaran menuju Benua Amerika, beberapa sumber arkeologi menyebutkan, Cheng Ho pernah berlayar bersama awak kapalnya pada 1421 hingga 1423.
Sebelum sampai di Benua Amerika, tepatnya di Amerika bagian selatan setelah menyeberang dari Afrika, Cheng Ho melewati jalur yang terkenal sangat sulit dan berbahaya. Beberapa sumber memaparkan, sering kali kapal-kapal Eropa yang melewati jalur tersebut terdampar akibat terhalang ombak.

Laporan mengenai penemu Benua Amerika juga disampaikan sejumlah sarjana Muslim beberapa waktu lalu. Mereka menyatakan, Muslim tiba lebih dulu di Amerika dibanding Columbus.
Mereka yakin akan hal itu meski tidak ditemukan reruntuhan bangunan atau peninggalan Islam pra-Columbus di Benua Amerika.

Dalam satu artikel yang diterbitkan pada 1996, sejarawan Youssef Mroueh menyebutkan saat berlayar ke Amerika, Columbus melihat sebuah masjid di Kuba. Artikel itu mau tidak mau memunculkan kembali pertanyaan besar mengenai siapa sebenarnya penemu Benua Amerika.

Faktanya, klaim Columbus sebagai penemu Benua Amerika menuai banyak keraguan. Nama yang kemudian muncul, dan diperkuat fakta sejarah, adalah pelaut Muslim. Merekalah yang pertama kali menjejakkan kaki di tanah Amerika, jauh sebelum Columbus.

Jika diamati secara detail sejarah pelayaran Columbus, tampak sekali memang bukan penjelajah asal Genoa itu yang pertama kali menyeberangi Atlantik lalu mendarat di Amerika. Dalam catatannya, Columbus berlayar dari Spanyol pada tahun yang sama dengan runtuhnya dinasti Islam terakhir di tanah Iberia.

Pelayarannya banyak diawaki orang-orang Islam asal Iberia yang diceritakan sangat mengenal sejarah di masa keemasan Islam. Mereka dipaksa memeluk Katolik jika tak ingin dibunuh.
Dari para awaknya itulah Columbus bisa dengan mudah mendengar kisah tentang dunia baru bernama Amerika dan terinspirasi untuk menjangkaunya.

Setibanya di Amerika, Columbus mencatat beberapa hal terkait syiar Islam. Misalnya, ia berkomentar mengenai emas milik penduduk asli yang dibuat dengan paduan dan tata cara yang sama dengan yang dibuat kaum Muslimin di Afrika Barat.

Ia juga mencatat, kata asli untuk emas di daerah tersebut adalah ghunain. Kata itu sangat mirip dengan kata emas dalam bahasa Mandika yang disebut ghanin. Jika dihubungkan dengan kata dalam bahasa Arab, terdapat kemiripan dengan kata ghina yang artinya ‘kekayaan’.

Catatan Columbus juga menyebut tentang adanya sebuah kapal pada 1498 yang memuat banyak barang dagangan. Kapal tersebut diawaki orang-orang Afrika. Berdasarkan keterangan penduduk asli, mereka telah bermitra dagang dengan penduduk lokal.

Di samping catatan Columbus, fakta sejarah tentang Muslim sebagai yang pertama menginjakkan kaki di Amerika terpapar nyata dari seorang sejarawan dan ahli geografi Muslim bernama Abu Hasan Al Mas'udi. Ia menulis perjalanan Muslim Spanyol pada 889 M. Tulisan itu sendiri dibuat pada 956 M.

Ekspedisi pelayaran pada tahun tersebut merupakan perjalanan selama berbulan-bulan ke arah Barat. Pelayaran bertolak dari Pelabuhan Delba yang merupakan pelabuhan yang sama dengan tempat berangkatnya ekspedisi Columbus.

Hasilnya, mereka menemukan sebuah daratan yang sangat luas, kemudian melakukan perniagaan dengan penduduk asli di daerah tersebut sebelum kembali ke Eropa.
Al Mas'udi menggambarkan tanah tersebut dalam petanya yang sangat fenomenal. Ia menyebut daratan tersebut sebagai the unknown land atau daratan tanpa nama.

Disebutkan, Muslim Spanyol telah melakukan ekspedisi ke Amerika sebanyak dua kali. Pertama pada 999 M yang dipimpin Ibnu Farrukh dari Granada dan kedua dipimpin Al Idrisi pada 1100 M.
Pada pelayaran kedua, Al Idrisi mencatat adanya sekelompok Muslimin berlayar ke arah Barat dari Lisabon selama 31 hari dan berlabuh di sebuah pulau di Karibia.

Mereka ditawan oleh penduduk asli Amerika di kepulauan tersebut selama beberapa hari. Mereka akhirnya dibebaskan menyusul negosiasi dengan perantara salah seorang penduduk setempat yang memahami bahasa Arab.
Keberadaan penduduk yang memahami bahasa Arab menjadi poin penting. Sebab, hal tersebut menunjukkan sering terjadi kontak antara penduduk setempat dengan orang-orang Arab.

Teori lain menyebut, kaum Muslimin datang ke Benua Amerika menyeberangi samudra gelap Atlantik pada 300 atau 400 tahun sebelum kedatangan Columbus. Hal itu diindikasikan dengan kemampuan umat Islam dalam hal pemetaan, citra geografis, dan astronomi.

Eksistensi orang-orang Arab, Afrika Barat, dan Usmani di Benua Amerika jauh sebelum kedatangan Columbus dan orang-orang Kristen Eropa menguatkan fakta sejarah bahwa Muslimlah penjelajah pertama yang sampai ke Amerika.

Dari pemaparan tersebut, teori yang menyatakan Columbus sebagai penjelajah pertama Samudera Atlantik yang kemudian menginjakkan kaki di Benua Amerika merupakan teori lama yang sangat lemah dan belum diuji.
Menurut Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation, jauh sebelum Columbus tiba umat Islam telah sampai di Amerika. Ia mengungkapkan, orang Islam pertama yang tiba di benua Amerika adalah seorang pelaut dari Cina.

Pada 1178 M,  berdasarkan sebuah dokumen Dinasti Sung – sebuah dinasti yang memerintah di Cina antara  960 M sampai 1279 M – seorang pelaut Muslim telah menemukan sebuah benua yang disebut sebagai Mu-Lan-pi atau Amerika. Dinasti Sung memang dikenal memiliki angkatan laut yang sangat kuat.

Dua abad kemudian, papar Fareed, tepatnya 1310 M, Abu Bakri (Abu Bakar), seorang Kaisar dari Mali, Afrika Barat telah melakukan serangkaian perjalanan menuju ‘’Dunia Baru’’, yakni benua Amerika. Selain itu, kata dia, pada 1312 M, Muslim dari Afrika Barat terutama Mali yang dikenal dengan istilah Mandinga telah sampai diTeluk Meksiko.

‘’Mereka mengeksplorasi wilayah pedalaman Amerika dengan menggunakan Sungai Mississippi sebagai jalur perjalanannya,’’ papar Fareed.  ”Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya.”

Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya They Came Before Columbus membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli. Dalam  African Presence in Early America, Van Sertima, menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.

Saat menginjakkan kaki di benua Amerika,  papar Van Sertima, Columbus sempat mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian yang sudah beragama Islam.  “Columbus juga tahun bahwa Muslim dari pantai Barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara,” paparnya.

Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli. Menurut Van Sertima, Columbus pun mengaku melihat sebuah masjid saat berlayar melalui Gibara di Pantai Kuba. Selain itu, penjelajah berkebangsaan Spanyol itu juga telah menyaksikan bangunan masjid berdiri megah di Kuba, Meksiko, Texas, serta Nevada.

Dr Barry Fell, seorang arkeolog dan ahli bahasa dari Universitas Harvard dalam karyanya berjudul Saga America, menyebutkan bahwa umat Islam tak hanya tiba sebelum Columbus di Amerika. Namun, umat Islam juga telah membangun sebuah peradaban di benua itu.

Fell juga menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Menurut dia, bahasa yang digunakan orang Pima di Barat Daya dan bahasa Algonquina, perbendaharaan katanya banyak yang berasal dari bahasa Arab. Arkeolog itu juga menemukan tulisan tua Islami di beberapa tempat seperti di California.

Di Kabupaten Inyo, negara bagian California, Fell juga menemukan tulisan tua lainnya yang berbunyi ‘Yasus bin Maria’ yang dalam bahasa Arab berarti “Yesus, anak Maria”. “Ini bukan frase Kristen,” cetus Fell. Faktanya, menurut dia, frase itu ditemukan dalam kitab suci Alquran. Tulisan tua itu, papar dia, usianya lebih tua beberapa abad dari Amerika Serikat.

sumber
republika.com
antara.co.id

Sejarah Muslim Fhilipina


Filipina merupakan negara di kawasan Asia tenggara yang pada zaman dahulu kala memiliki populasi Muslim sangat besar, yakni mencapai angka 98%. Sebelum kedatangan bangsa Spanyol tahun 1565, Filipina adalah negeri muslim dengan populasi muslim mencapai 98 % masuk wilayah Kesultanan Brunei, hingga semuanya berubah setelah kedatangan penjajah Kristen Spanyol.

Ibukota Filipina, Amanilah adalah sebuah kota yang diberi nama dari bahasa Arab yaitu Fi Amannillah ( dibawah perlindungan Allah Swt ), setelah dikuasai Spanyol Amanilah diganti nama menjadi Manila.

Saat itu kaum muslim Filipina bertekad menjadikan kota Amanillah (Manila) menjadi kota Islam terbesar se Asia Tenggara. Mereka pun sudah menerapkan Syariat Islam selama berabad-abad di bawah pengaruh Negara Khilafah Islam di Timur Tengah.Pekerjaan kaum muslim Filipina saat itu kebanyakan adalah pedagang, petani, dan nelayan.

Tahun 1565 Bangsa Spanyol datang dengan misi Gold, Glory dan Gospel, yang artinya adalah Penjajahan, dan memberi nama Philipina sesuai nama raja mereka Raja Philipe. Tahun 1569 kota Amanillah direbut oleh Spanyol dan membantai penduduknya, kemudian dengan berbagai macam ancaman kekerasan dan pemaksaan Spanyol berhasil melakukan Kristenisasi wilayah Filipina Utara dan Tengah.

Sebagian Kaum Muslim yang tidak sudi dan merasa najis dengan kristenisasi itu, melarikan diri ke wilayah selatan Filipina untuk menyelamatkan akidahnya. Mereka berhasil membuat pertahanan yang kuat dan terus melawan Spanyol lewat perang Gerilya. Kemudian Spanyol memberi nama kaum muslim Filipina dengan nama orang Moro. Nama ini diambil dari sebutan kepada keturunan Arab Spanyol yang beragama Islam yang dahulu menguasai Andalusia ( Spanyol ) yaitu orang Moor.

Spanyol tidak tinggal diam, mereka merekrut orang-orang Indo Kristen* ( orang Filipina yang sudah dikristenkan ) untuk berperang melawan kaum muslim yang sebenarnya masih saudara sebangsa mereka.
Perjuangan kaum muslim Filipina baik melawan penjajah Spanyol maupun saudara sebangsa mereka yaitu orang Indo Kristen, terus berlangsung sampai tahun 1898.

Kondisi Filipina saat ini sungguh sangat memprihatinkan, negeri yang dahulu 98% warganya muslim telah berubah negara kristen. Populasi pemeluk Islam hanya bersisa 5%, populasi kristen 90%, sisanya memeluk Budha dan atheis.[globalmuslim/islamedia]

الإمام الشيخ عبدالله بن حجازي بن إبراهيم الشرقاوي الشيخ الثانى عشر للأزهر

مولده ونسبه وبيئته وتوليه للمشيخة

هو الإمام الشيخ عبدالله بن حجازي بن إبراهيم الشافعي الأزهري الشرقاوي، وُلِدَ بقرية "الطويلة" بالقُرب من قرية القرين في محافظة الشرقية سنة 1150هـ "1737"، ونُسِبَ إليها، حَفِظَ القُرآن في طفولته في بلدة القرين، حيث نشأ بها وتطلَّع إلى المعرفة؛ فدرس قسطًا من العُلوم التي تُؤهِّله للانتساب للأزهر، ثم غادر قريتَه إلى القاهرة؛ حيث انتسب للأزهر وتلقَّى الدروس على يد أشهر علماء الأزهر وأعلامه في علوم الدِّين والدُّنيا معًا حتى بلغ القمَّة، وصار يُفتي في مذهبه "الشافعي" ويرجع إليه في حلِّ غوامضه، وكان على درجة عالية من الإلقاء والتحرير، ومال بفطرته الطبيعيَّة إلى التصوُّف، ثم اتَّصل بالصوفي الشيخ الكردي ولازمَ كبار العلماء فاستفاد خبرة.
وتولَّى مشيخة الأزهر بعد الشيخ العروسي 1218هـ "1793م"، وقيل: 1028هـ، وفي حياته ألمَّت بمصر أحداثٌ جسام؛ إذ أتت الحملة الفرنسيَّة، وما يُصاحبها من قتل ودسائس ومغامرات ومؤامرات، ولكنَّ الشيخ بحكمته تغلَّب على هذا.
ولقد تولَّى المشيخة في مرحلةٍ من أهمِّ مراحل التاريخ المصري، وكان في مقدمة زعماء الشعب، وواحدًا من أعضاء مجلس الشورى العشرة الذين تقرَّب بهم نابليون للشعب المصري، فقد عاش الثورة وانتفاضتها، وأبلى بلاءً حسنًا في حفاظه على الأزهر وحمايته، وارتفع إلى زعامة المقاومة الشعبيَّة، وطلب من الحاكم العدلَ بين الناس، ورفع الظلم، وإقامة الشرع، وإبطال المكوس "الضرائب"، ونزل الحاكم على رغبة كتابه، وأمر نابليون أنْ يُؤدِّي للعلماء التحيَّة العسكريَّة إجلالاً واحترامًا لهم، ولقد تأثَّر نابليون أولاً بسلوك علماء الأزهر وعلى رأسهم الشيخ الشرقاوي، وتكرَّر إعجاب نابليون بالإسلام وتعاليم النبي محمد - عليه الصلاة والسلام - وبخاصَّة بعد عودته من الشام أعلن فيه أنَّه يحبُّ الدِّين الإسلامي، ويعظم النبي - صلَّى الله عليه وسلَّم - ويحترم القُرآن، ويقرأ منه كلَّ يوم بإتقان، ومراده أنْ يبني مسجدًا عظيمًا بمصر لا نظير له في الأقطار الأخرى، وأنْ يدخل في دِين النبيِّ المختار - صلَّى الله عليه وسلَّم.
وكان نابليون كثيرًا ما يُعلن رغبته في اعتناق الإسلام، ويذكر أنَّ في استطاعته حمل جنوده على اعتناق الإسلام بناءً على أمره، ثم طلب من شيوخ الأزهر في إحدى الجلسات أنْ يصدروا فتوى يدعون فيها الشعب المصري أنْ يُقدِّموا له الطاعة والولاء؛ فتصدَّى له الشيخ الشرقاوي طالبًا تنفيذ وعدِه باعتناق الإسلام، وحبَّب إليه هذه الخطوة وزيَّنها في قلبه، وقال له: "إذا اعتنقت الإسلام انضَوَى تحت لوائك مائة ألف جندي عربي، وتستطيع أنْ تفتَحَ بهم الشرق".

آثاره العلمية وتأثيره ومكانته

كان الشيخ الشرقاوي يستغلُّ مكانتَه في الشفاعة لدى الفرنسيين في دفع الأذى عن زعماء الشعب وذوي المكانة فيهم، وكثيرًا ما كان يقف في وجه الفرنسيين، ولأنَّه رأى فيهم الخطر الداهم على مصر فيجبُ التصدِّي لهم.
واكتشف الفرنسيون أخيرًا أنَّه تجاوب مع الثورة ضدَّهم، فاعتقَلُوه مع غيره من الزُّعَماء في سجن القلعة، لكن سرعان ما أخرَجُوه لحاجتهم إليه، وحاول نابليون التقرُّب إليه بكلِّ السبل، ومع أنَّ الفرنسيين فتكوا بالآلاف من سكان القاهرة، وفرضوا عليهم الضرائب الباهظة، وقتلوا لفيفًا من علماء الأزهر وطلابه، لكن مع هذا نبهت أذهان العلماء وتنبَّه الشيخ الشرقاوي إلى المدنيَّة الحديثة والعلوم المتطوِّرة التي جاءت بها الحملة الفرنسيَّة، واكتشاف حجر رشيد، وقارنها بالتخلُّف الذي عليه مصر والولايات التابعة للحكم العثماني، وعلم نابليون أنَّ الشيخ الشرقاوي يتلقَّى رسائل سريَّة من الخليفة العثماني.
ولما قتل القائد "كليبر" قبض على الشيخ الشرقاوي وأسموه: رجل السياسة الهادئ الذي جنَّب شعبه كثيرًا من النكبات، وكان نابليون وخلفاؤه يزورون الشيخ الشرقاوي في بيته، ويُبالغون في الحفاوة به، على الرغم من عدم اطمئنانهم له؛ نظرًا لمكانته العلميَّة وشعبيَّته.
وبعد رحيل الحملة الفرنسيَّة عانت البلاد من ظُلم وطغيان العثمانيين والأكراد والمماليك، وأخذ الجميع ينهَبُون ويستبيحون الحرمات؛ فضجَّ الناس بالشكوى ولجؤوا للشيخ الشرقاوي، فقاد مجموعة العلماء وآلاف المواطنين، وأعلن عزل الوالي خورشيد وتولية محمد علي وأقرَّه السلطان، وكانت أوَّل مرَّة يختار الشعب زعيمه، لكن محمد علي كان طاغيًا لا عهد له ولا أمان.
ومن أعمال الشيخ الشرقاوي أنَّه بنى رواق الشراقوة، وعمل على سلامة الأزهر؛ لأنَّ الأزهر وديعةٌ في يديه فيجب الحفاظ عليها، فكان يُهادن الأعداء أحيانًا خوفًا وحرصًا على سلامة الأزهر.

مؤلفاته وتصانيفه

للشيخ الشرقاوي مؤلفات كثيرة، نذكر بعضًا منها:
1- التحفة البهية في طبقات الشافعية، ضمَّنه تراجم الشافعية حتى سنة 1221هـ، ورتَّبه على حروف المعجم، وتوجد منه نسخة خطيَّة بدار الكتب المصريَّة.
2- العقائد المشرقية في التوحيد.
3- الجواهر السنية في شرح العقائد المشرقية - مخطوط.
4- حاشية الشرقاوي.
5- حاشية على شرح الهدهدي.
6- شرح حكم ابن عطاء الله السكندري.
وقد بلغت مؤلفات الإمام الشيخ الشرقاوي ما يزيدُ على العشرين مؤلفًا، وذلك رغم التيَّارات السياسيَّة العنيفة التي خاضَها، وجميعُ كتبِه بدار الكتب المصريَّة ومكتبة الأزهر الشريف.

وفاته

وأخذ ينشرُ العلم ويدرسه ويناضلُ ضدَّ الظلم ويمنعه حتى وافته المنية، ولقي ربه يوم الخميس 2 شوال 1227هـ، وصلَّى عليه بالأزهر جمعٌ كبير، ودُفن في مدفنه الذي بناهُ لنفسه في وقف السيدة "الحاتون خونر طفاي" في الصحراء، بجوار مسجدٍ له بناهُ وقصر بناه للصوفيَّة لحبِّه لهم، وقد أصدر الوالي فرمانًا بإقامة مولدٍ سنوي له، واحتفل الناس بهذا المولد وأقاموا فيه الموائد، وحضَرَه جمعٌ كبير من الفقهاء والعلماء والمشايخ والأعيان.
ولقد أشاد الجبرتي في وصف مدفنِه الفخم، وبعد الصلاة عليه في الأزهر حُمِلَ إلى مدفنه المذكور في تابوت.
غفر الله لإمامنا الفاضل، وجزاه الله خيرًا على مواقفه الشجاعة بجانب الحق وأهل الحق، وسلامٌ عليه يوم وُلِدَ ويوم يموت ويوم يُبعَث حيًّا، وسلامٌ عليه في الخالدين

الإمام الشيخ إبراهيم بن محمد بن أحمد الشافعي الباجوري الشيخ التاسع عشر للأزهر



هو الإمام الشيخ إبراهيم بن محمد بن أحمد الشافعي الباجوري
نسبة إلى بلدة الباجور، واشتهر بهذه التسمية وولد بها سنة 1198هـ - 1784م ، وهي إحدى مدن محافظة المنوفية، وفيها علماء كثيرون تأثر بهم "الباجوري" منهم والده البرهان الباجوري، وهو على هذا نرى أنه نشأ في بيئة علمية من شأنها إنجاب العلماء والعباقرة، وقد نشأ الباجوري تحت رعاية والده، حيث حفظ القرآن الكريم وجوَّده عليه وقَدِمَ إلى الأزهر لطلب العلم سنة 1212هـ وترك القاهرة فترة الاحتلال الفرنسي، ثم عاد إليها، ثم جدَّ واجتهد في طلب العلم وداوم عليه، وتتلمذ على أعلام علماء الأزهر مثل الشيخ محمد الأمير الذي أجازه بجميع ما ورد في "ثبته" وتتلمذ على الشيخ الشرقاوي والقويسني وهو أكثر الشيوخ الذين داوم معهم في طلب العلم، وفي وقتٍ قصيرٍ ظهرت عليه علامات النبوغ فدرس ودرَّس للطلاب وألَّف في علوم مختلفة، وكان يقضي وقته من أول النهار حتى العشاء مع الطلاب يدرِّس لهم، ويؤلف الكتب، وإذا فرغ من هذا جلس يرتل القرآن بصوتٍ جميلٍ شجيٍّ يسعى لسماعه مئات الناس.
وتولى مشيخة الأزهر سنة 1263هـ - 1847م واستمر في التدريس مع القيام بشئون المشيخة، وكان يمتاز بالهيبة والوقار، والحرص على كرامة العلماء، وكان السلطان عباس الأول يحضر دروسه أحيانًا كثيرةً بالأزهر ويقبِّل يده.

آثاره العلمية وتأثيره

وبعد فترةٍ وجيزةٍ تألَّقت مواهب الشيخ الباجوري وهو مازال شابًا، وشهد له شيوخه بالصدارة في العلوم المختلفة الإسلامية والعربية والثقافية، فقد تفوق في العلوم الشرعية وبخاصة الفقه الشافعي الذي كان فيه بحرًا لا ساحل له ولا قرار، وصار نجمًا ساطعًا في سماء العلوم الإنسانية وغيرها.
ومن هنا جلس للتدرس في الأزهر والمدارس التابعة له، وأصبحت له حلقة يؤمها الطلاب من كل مدينة وقرية، ويتوافد عليها العلماء من كل مذهب ومشرب، والسرُّ في انفراده دون زملائه هو دقة العبارة والإشارة، وفصاحة اللسان والبيان، وسعة علومه وثقافته المتنوعة، وظلَّ هكذا بعد توليه المشيخة.
وتوالت في زمانه أحداثٌ كثيرةٌ، فلقد أقعده المرض وضعف الشيخ الباجوري عن إدارة شئون مشيخة الأزهر وتصريف أمورها، فصدر أمر بتعيين أربعة وكلاء لمساعدته على القيام بأعباء وظيفته، واجتمع العلماء واختاروا كلا من الشيخ أحمد العدوي والشيخ إسماعيل الحلبي والشيخ خليفة الفشني والشيخ مصطفى الصاوي وجعلوا الشيخ مصطفى العروسي رئيسًا عليهم، واحترامًا للشيخ الإمام الباجوري لم يُعَيَّن أحدٌ مكانه في المشيخة حتى لقي ربه.
وقد تخرج على يده طائفةٌ كبيرةٌ من علماء الأزهر من أبرزهم رفاعة الطهطاوي، الذي لازمه ودرس عليه شرح الأشموني وتفسير الجلالين وغيرهما.

تصنيفاته ومؤلفاته

ومصنفات الإمام الباجوري شاهد صدقٍ وواقع حقٍّ على سعة علمه، وقد سجلها المؤرخون بأنها تزيد عن الثمانية والعشرين مصنفًا في علومٍ عديدةٍ وثقافاتٍ متعددةٍ ومن أهم كتبه ومؤلفاته:
1. تحفة المريد على جوهر التوحيد- حاشية على متن الجوهرة.
2. حاشية على متن السنوسية، المسماة (أم البراهين) لأبي عبد الله محمد بن يوسف السنوسي الحسيني المتوفي سنة 895 هـ.
3. حاشية على شرح السعد للعقائد النسفية.
4. منح الفتاح على ضوء المصباح في النكاح (فقه شافعي).
5. تعليق على الكشاف في تفسير القرآن الكريم.
6. الدرر الحسان فيما يحصل به الإسلام والإيمان.
7. حاشية الباجوري (فقه شافعي).
8. حاشية على متن السلم في المنطق.

وفاته

لقد كرَّس فضيلة الشيخ الباجوري حياته من أجل الأزهر ورفعته حتى أقعده المرض، وحال بينه وبين ما يريد، وقد لبى الشيخ الباجوري نداء ربه سنة 1277هـ - 1861م، وصُلِّيَ عليه في الأزهر، وأجريت له المراسم المعتادة من قبل زملائه من العلماء وتلاميذه النجباء، وشُيِّعَ في جنازة مهيبة، تتفق وجهاده في سبيل رفعة الأزهر وطلابه وعلمائه، وهكذا رحل عالمنا الجليل إلى مثواه الأخيربعد أن ملأ الدنيا علمًا ونورًا
رحمه الله وتغمده بواسع رحمته، وأسكنه فسيح جناته.
وسلام عليه يوم ولد ويوم يموت ويوم يبعث حيًا.

Thursday, November 27, 2014

Al-Qur’an Tertua di Dunia Ditemukan di Universitas Jerman

BERLIN, muslimdaily.net- Para peneliti di Universitas Tübingen, Jerman menemukan sebuah manuskrip Al-Qur’an yang ditulis antara 20 dan 40 tahun setelah kematian Nabi Muhammad SAW.
Ditulis dalam huruf Kufi, manuskrip tersebut dijuluki MA VI 165, disumbangkan ke universitas pada tahun 1864, menggunakan karbon-14 pada tiga sampel naskahnya. Para peneliti menyimpulkan bahwa kemungkinan manuskrip itu lebih dari 95 persen dibuat pada periode 649-675 Masehi.
Proyek yang dinamakan “Coranica” itu menyelidiki Al-Qur’an dalam konteks latar historis dengan menggunakan dokumen-dokumen seperti naskah dan informasi yang diperoleh dari penggalian arkeologi, sebagaimana yang dilaporkan oleh Press TV  .
Universitas Tübingen adalah salah satu universitas tertua di Eropa. Universitas itu berdiri pada 1477. Beberapa tokoh terkenal lembaga itu antara lain: Hegel, Holderlin dan Schelling, Mörike, Uhland, Johannes Kepler dan Wilhelm Schickard.
Saat ini, Universitas Tübingen memiliki 28.500 mahasiswa, 450 profesor dan lebih dari 4000 staf akademik lainnya mengajar di Universitas tujuh fakultas.
Universitas ini memiliki kemitraan dengan lebih dari 150 institusi pendidikan di 45 negara, terutama di Amerika Utara, Asia dan Amerika Latin, serta dengan semua negara-negara di Eropa. 12,6 persen siswa di Tübingen berasal dari luar negeri.
Bukan hal yang aneh, karena ratusan ribu manuskrip telah “diboyong” ke Barat dari Perpustakaan Baitul Hikmah Baghdad dan perpustakaan Islam lainnya, tatkala mereka menjajah negeri-negeri muslim. Koran Sarq Al Ausath (14/3/2004) menyebutkan bahwa ada 15.000 manuskrip Arab yang berada di Perpustakaan Musium Inggris. Prof. Dr. Muhammad Isa As Shalihiyah dalam bukunya Taghrib Turats Al Arabi baina Ad Diblumasiyah wa At Tijarah (Pembaratan Karya Klasik Arab, antara Diplomasi dan Perdagangan) menyatakan, “Lebih dari 30 dari 72 ruangan yang berada di Musium Inggris dan Eropa berisi peninggalan Mesir yang dicuri, begitu juga di Perancis, walau tidak sebanyak itu”. Beliau juga mangatakan bahwa Musium Inggris ada setelah didirikan armada Inggris dan sejumlah pasukan perang negara itu membawa turats dan benda-benda bersejarah, bahkan mereka tidak segan-segan memerangi rakyat, untuk memperolehnya.
Khusus, tentang kasus pencurian manuskrip di Iraq, Dr. Ushamah Naqsabandi menulis di Majalah Turatsiyat (edisi Juli, 2006) tentang “serial” penyelundupan manuskrip ke luar negeri seribu satu malam itu, yang sudah berjalan sejak abad 17. Kasus kejadian yang paling heboh, adalah hilangnya 1200 manuskrip dari Iraq dan berpindah ke Perpustakaan Musium Inggris dan Eropa, yang dilakukan oleh Wilson Bettj, seorang pelancong Inggris. Pada tahun 80-an pihak Iraq telah berusaha meminta kembali manuskrip-manuskrip itu, walau akhirnya gagal
Ingin mengetahui manuskrip lengkap dan ikut menelitinya? silahkan klik link berikut?=> al-Qur’an dari Universitas Tübingen, Jerman

#Qur'anTertua